Senin, 08 Januari 2018

Perempuan Harus Lebih Waspada Infeksi Saluran Kemih

Perempuan Harus Lebih Waspada Infeksi Saluran Kemih
Ilustrasi infeksi saluran kemih. Getty Images/iStockphoto
Reporter: Aditya Widya Putri
09 Januari, 2018 dibaca normal 2:30 menit
Satu dari lima perempuan berisiko kena ISK.
tirto.id - Pernah merasa ayang-ayangan yang membikin Anda sering kencing tetapi air seni yang keluar hanya sedikit. Terkadang disertai nyeri. Gejala-gejala itu adalah tanda Infeksi Saluran Kemih (ISK).

Sesuai namanya, seperti ditulis WebMD, ISK adalah infeksi bakteri yang menyerang daerah saluran kemih. Penyakit ini cenderung menyerang perempuan, setidaknya setiap perempuan akan mengalami ISK 1-2 kali pada fase hidupnya. Kecenderungan ini disebabkan perempuan memiliki uretra lebih pendek dibanding laki-laki, sehingga akses perpindahan bakteri ke kandung kemih menjadi lebih cepat.

Lazimnya, ISK disebabkan oleh bakteri E. Coli yang berpindah dari anus ke vagina. Kemungkinan besar terjadi karena gerakan membasuh vagina dari arah belakang (anus) ke arah depan. Gejala paling sederhana ketika seseorang terkena ISK adalah reaksi ayang-ayangan dan rasa terbakar saat buang air kecil. Reaksi ini, menurut dr. Irfan Wahyudi, SpU, spesialis urologis kepada wartawan Tirto, paling banyak dialami perempuan muda.

Gejalanya bisa menjadi parah ketika timbul nyeri di punggung atau perut bagian bawah. Gejala yang dapat dilihat secara kasat mata adalah air seni berwarna keruh, gelap, berdarah, atau berbau aneh. Penderita ISK juga cepat merasa lelah, demam, hingga menggigil. Gejala terakhir menandakan infeksi bakteri telah menyebar hingga ke ginjal.

Dalam publikasi The American Journal of Medicine tahun 2002, Betsy Foxman menginformasikan ISK membuat beban kerugian negara sebanyak $1,6 miliar per tahun. Pada 1997, ISK membikin 100 ribu orang di Amerika Serikat harus dirawat inap, 1 juta orang masuk UGD, dan 7 juta orang menjalani pengobatan rawat jalan.

Baca juga:
Menurut Foxman, terdapat peluang satu dari tiga perempuan mengalami ISK. Jumlah ini mungkin saja menurun, karena menurut versi WebMD, kemungkinannya lebih kecil: satu dari lima perempuan. Populasi paling riskan terkena ISK adalah bayi, wanita hamil, orang tua, pasien dengan cedera tulang belakang atau pemakaian kateter, diabetes atau multiple sclerosis, penyakit imunodefisiensi, dan kelainan urologis.

Pemakaian kateter paling banyak berkorelasi dengan ISK. Ada lebih dari satu juta kasus pemasangan kateter di rumah sakit atau rumah yang mengakibatkan infeksi bakteri pada kandung kemih. Prevalensinya sekitar 25 persen dari seluruh penyebab ISK.

“Selain itu, bakteri yang terdapat di air atau toilet juga bisa menyebarkan ISK,” papar dr. Irfan.

Untuk mencegah terjangkit ISK, jangan pernah menahan buang air kecil (BAK) dan minumlah banyak air. Saat tubuh kekurangan minum, ginjal akan kehilangan cairan sehingga urine menjadi lebih pekat. Kondisi ini memancing penyerangan bakteri ke arah kandung kemih dan ginjal.

Penting juga untuk membersihkan area genital sebelum dan sesudah berhubungan seks, sebab bakteri bisa ditularkan melalui aktivitas seksual. Cara membersihkan area genital juga tak boleh sembarang: gerakannya harus dari arah depan ke belakang (anus). Gerak sebaliknya bisa menyebabkan bakteri E. Coli dari anus berpindah ke vagina.

Jika Anda menggunakan alat-alat kontrasepsi tertentu seperti diafragma, spermisida, atau kondom yang tidak dilumasi, beralihlah ke kontrasepsi lain. Diafragma meningkatkan pertumbuhan bakteri, sementara kondom dan spermisida menyebabkan iritasi. Terakhir, jangan memakai produk kewanitaan beraroma dan jaga daerah genital selalu kering dengan mengenakan pakaian dalam longgar berbahan katun.

Pengobatan ISK

Lazimnya, dokter akan memberikan perawatan khusus kepada individu yang terjangkit ISK lebih dari tiga kali dalam setahun. Mereka akan memberikan antibiotik baik berbentuk suntik atau oral untuk mencegah infeksi berulang.

“Jika bakteri naik hingga ke dalam darah, kita biasa beri antibiotik suntik supaya lebih kuat reaksinya,” lanjut dr. Irfan.

Lalu, dokter juga akan memberikan terapi berkaitan dengan penyebab ISK. Misal, menghancurkan sumbatan atau batu di kandung kemih, atau memberi terapi pada penyempitan saluran kemih dan prostat. Namun, pada 2010, studi yang dipresentasikan oleh Worcester Polytechnic Institute di Massachusetts menemukan cara lain yang lebih alami.

Para ilmuwan melaporkan minum jus cranberry bisa mencegah perkembangan bakteri menjadi ISK. Reaksinya sekitar delapan jam setelah minum jus. Diduga, senyawa aktif dalam jus cranberry tak bisa hancur oleh sistem pencernaan. Metabolit cranberry ini justru bekerja melawan bakteri, termasuk E. Coli, dengan cara mencegahnya menempel pada bakteri lain, membatasi kemampuan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak.

Namun sayangnya, cranberry tidak memiliki efek yang sama pada setiap orang. Meski American College of Obstetrics and Gynecology mengatakan jus cranberry memperkecil risiko ISK, belum jelas jumlah takaran yang harus diminum setiap harinya. Apalagi, rasa asamnya membuat beberapa orang berisiko mengkonsumsi buah ini.

Baca juga: Kandungan oksalat (asam) tinggi bisa meningkatkan risiko batu ginjal karena membuat urine bersifat asam. Kondisi tersebut menyebabkan terbentuknya asam urat. Jika konsentrasi asam urat sudah tinggi, terbentuklah batu dari kristal asam urat tersebut. Individu yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah juga tak dapat meminum jus cranberry karena bisa menyebabkan pendarahan.

Maka, jalan terbaik untuk menghindari ISK yang sudah jelas adalah menjaga kebersihan area genital: basuh vagina dengan arah dari depan ke belakang, selalu berupaya resik saat berhubungan seksual, serta menjaga toilet tetap kering dan bersih.


terima kasih telah membaca artikel saya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar